Sabtu, 29 Juni 2013

Tentang Mendaftar S2 (part 2)

Melanjutkan dari postingan sebelumnya tentang mendaftar S2

Writer’s note : saya belum nyoba daftar berbagai macam beasiswa dan universitas, sejauh ini cuma daftar di 2 universitas, 1 di Jepang (Keio University) dan 1 di Indonesia (ITB).




5.       Surat Rekomendasi
Gampangnya ini adalah kamu minta orang lain buat mempromosikan diri kamu, entah kamu mahasiswa yang suka organisasi, ahli coding, punya wawasan luas, kerjanya rajin, dst. Surat ini biasa ditulis oleh dosen atau atasan kamu di tempat kerja, pokoknya yang menurut kamu punya kredibilitas untuk mempromosikan kamu, eh tapi jangan minta ke orang tua yak. Untuk dosen kamu bisa minta ke dosen pembimbing, dosen wali atau dosen mata kuliah yang pernah kamu ikuti, nilai tambah kalo dosen yang kamu mintai rekomendasinya berasal dari universitas tujuan kamu. Bahkan ada universitas yang spesifik minta surat rekomendasi itu ditulis oleh alumni universitas tersebut, misalnya MIT

6.       Bahasa Asing
Misalnya TOEFL (inggris), IELTS (inggris), JLPT (jepang), FLE (prancis), DSD of KMK (jerman) dan masih banyak lagi. Namanya juga bahasa paling ga ada 4 skill yang bakal diujikan yaitu membaca, mendengarkan, menulis dan bicara. Mungkin yang paling mudah adalah membaca dan mendengarkan karena sifatnya pasif dan cara pengujiannya dengan menggunakan soal, berbeda dari berbicara dan menulis yang membutuhkan banyak praktik. Yah, sistem pendidikan kita lebih fokus dalam mengerjakan soal daripada praktik nyata, jadi mau ga mau harus latihan sendiri.

Ohiya, untuk daftar S2 ITB kamu cukup pake nilai ELPT yang diadain sama UPT Bahasa ITB, dan untuk S2 di Keio University kamu hanya boleh pake nilai TOEFL yang diadain sama ETS.  

7.       Tes Potensi Akademik
Intinya sih menguji kemampuan matematika dasar, bahasa, dan logika. Tesnya dibagi jadi 3 segmen yaitu tes numerik, tes kemampuan verbal dan tes penalaran. Saya sendiri ga hafal bagaimana pembagian soalnya, tapi isinya mencakup matematika dasar, bangun ruang, deret angka, deret huruf, analisis spasial, analisis pencerminan, padanan kata, lawan kata, logika cerita, dll. Ga terlalu sulit kok, tapi jangan ikut tes tanpa persiapan sama sekali juga. TPA ini cuma berlaku di Indonesia ya, kalo kamu mau yang standar internasional kamu bisa ikut GRE (Graduate Report Examination).

GRE General Test, atau saya sebut tes potensi akademik internasional. GRE terdiri dari 3 tes, yaitu Verbal Reasoning, Quantitative Reasoning dan Analitycal Writing. Verbal Reasoning itu tes kemampuan logika bahasa, untuk orang yang bahasa ibunya bukan bahasa inggris bakal kesulitan karena diksi yang digunakan itu sulit dan ga pernah ditemui di sekolah maupun kuliah, untuk bisa mengerjakan bagian ini dengan baik kamu harus sering-sering baca kamus oxford atau novel bahasa inggris. Quantitative Reasoning itu tes kemampuan matematika dasar macem persamaan kuadrat, trigonometri, persamaan garis, dst, sebenernya ga terlalu sulit tapi tetep aja harus teliti dan paling tidak kamu review ulang rumus-rumus matematika jaman sma. Analytical Writing pada praktiknya mirip writing test di TOEFL, kamu diberi kasus dan harus menulis esai pendek mengenai pendapat kamu.

Kalo kamu mau test GRE kamu bisa nanya2 di IIEF (Yayasan Pendidikan Internasional Indonesia). Gugling aja ntar nemu kok situs resminya.

Untuk daftar ITB kamu cukup punya nilai TPA, tapi kalo kamu belum punya kamu bisa ikut TPA yang diadain di ITB (penyelenggaranya tetep Bappenas). Untuk daftar Keio University kamu harus punya nilai GRE General Test, tapi yang diperhatikan cuma nilai Quantitative Reasoning .

8.       Kontak Dosen
Sama seperti GRE, ga selalu diminta oleh universitas. Tapi kalo tujuan kamu adalah S2 di jepang, hal ini penting banget karena universitas disana ga mau nerima kalo kamu ga punya acceptance letter dari calon dosen pembimbing kamu disana. Berbeda dari universitas di amerika yang justru ngelarang kamu buat kontak dosennya secara langsung, kamu harus lolos secara administrasi dulu.

Nah ini semua berdasar pengalaman saya sendiri, kalo ada pembaca yang punya pengalaman atau pendapat berbeda monggo di share di komen

Beberapa link yang bisa memberi kamu informasi yang lebih bermutu

Tentang Mendaftar S2 (part 1)



Baru aja ditanyain temen kosan tentang S2, baru selesai tingkat 2 tapi udah kepikiran mau S2 aja, beda banget sama saya yang baru kepikiran S2 setelah lulus.

Sebenernya udah banyak banget sih blog yang bahas tentang nyari S2 n beasiswanya, tapi gpp deh ikutan nulis juga biar makin banyak masukan buat para pencari ilmu *tsaaah bahasanya

Ohiya, disini ga bahas step-by-step pendaftaran di universitas maupun beasiswa yak, cuma bahas dikit tentang kelengkapan dokumen dan tetek bengek yang harus kamu siapin kalo mau daftar S2.

Writer’s note : saya belum nyoba daftar berbagai macam beasiswa dan universitas, sejauh ini cuma daftar di 2 universitas, 1 di Jepang (Keio University) dan 1 di Indonesia (ITB).




1.       Ijazah S1
Yah sekedar membuktikan kalo kamu udah berhak daftar S2, syukur-syukur ada tulisan “Lulus dengan nilai memuaskan” alias Cum Laude. Kalo kamu udah beres sidang tapi belum wisuda sementara deadline pengumpulan dokumen udah mepet kamu bisa minta surat keterangan lulus dari Tata Usaha universitas kamu. Tapi mungkin ga semua universitas dan penyedia beasiswa nerima, jadi mending kamu tanyain dulu ke mereka. 

2.       Transkrip
List kuliah-kuliah yang pernah kamu ambil plus nilai n indeks prestasi kamu. Kalo mau daftar di universitas di indonesia mendingan siapin transkrip bahasa indonesia, ga perlu gaya-gayaan pake transkrip bahasa inggris. Kalo kamu mau daftar di universitas luar negeri baru kamu siapin transkrip bahasa inggris.

3.       Statement of Purpose
Statement of purpose atau biasa saya sebut esai biar gampang, sejauh yang saya tau, esai disini ada2 jenis yaitu fokus kualitas personal kamu dan fokus kualitas penelitian kamu. Kalo fokus di kualitas personal itu semacam kamu memperkenalkan dan mempromosikan diri kamu sendiri, biar pihak universitas yang kamu tuju tau calon mahasiswa seperti apakah kamu dan bersedia menerima kamu *kok kayak lamaran yak. Biasanya berisi pendidikan s1 kamu gimana, prestasi selama kuliah gimana, udah pernah ngerjain apa aja, pernah ikutan organisasi apa, tujuan kamu s2 apa, pengen penelitian tentang apa, alasan kenapa milih universitas tersebut.

Nah kalo fokus di kualitas penelitian lebih spesifik ke penelitian yang mau kamu lakukan di universitas tujuan kamu, standar aja sih latar belakang, tujuan, mau ngerjain apa. Biasanya perlu ditulis juga kamu udah pernah penelitian tentang apa, udah punya skill apa, terus gimana kamu menghubungkan penelitian lama kamu dengan penelitian yang mau kamu lakukan

Ada beberapa hal perlu diperhatikan kalo kamu mau nulis esai (dalam bahasa apapun), usahakan jangan lebih dari 1 halaman, mentok 1.5 halaman deh soalnya yang baca esai kamu itu juga harus baca ratusan esai lain yang setipe jadi kalo kamu esainya kepanjangan bisa males duluan mereka. Selain itu pastikan kamu lakukan proof read (bener ini bukan sih istilahnya ?), setelah selesai nulis tinggal dulu barang 2 hari terus kamu baca lagi, biasanya akan ketemu kekurangan-kekurangan dari tulisan kamu, atau bisa juga kamu minta temen kamu buat baca tulisan kamu, minimal 2 orang deh dan kalau bisa yang bisa diajak diskusi gimana benernya

4.       Proposal Penelitian
Kalo proposal penelitian ini lebih terstruktur dan lengkap daripada esai. Sebenernya sama aja sama proposal skripsi, tapi harus bisa sesingkat dan sepadat mungkin (alasan yang sama dengan esai yang ga boleh panjang-panjang). Satu contoh nih, kalo apply di beasiswa MEXT, kamu udah dikasi format penulisan proposal penelitian yang isinya field of study dan study program. Field of Study isinya tentang kuliah dan penelitian kamu selama S1, kalo Study Program itu rencana penelitian kamu selama S2, isinya dibagi lagi jadi 5 yaitu Tema, latar belakang, tujuan, batasan dan metode. Saya ga tau gimana format untuk universitas dan beasiswa lain, tapi mungkin ga beda jauh dari formatnya MEXT.

Oya, seperti biasa jangan lupa untuk proof read dan edit ulang.


Nah, karena tulisannya kepanjangan jadi saya bagi jadi 2 post

Minggu, 16 Juni 2013

Jangan Suka Main Fisik

 Ku(ra-kura)ki(ri) dan Ku(ra-kura)ka(nan)

 writer's note : Bukan main fisik as in kekerasan yak, maksudnya itu ngatain fisik.

Berdasar sebuah dialog di socmed dengan sebuah akun keren

j : mau nanya nih, kalian punya peliharaan ga sih? kalo ada apa? please bangetlah jawabannya jangan pacar/gebetan. --'

r :  kura-kura min, 2 ekor

j : namanya ?

r : kuka dan kuki, min

j : unyu banget

r : hahahaha unyu dong, itu dari kura2 kiri n kura2 kanan. *sangat tidak kreatif

j : aje gile, lu ngebedainnya pegimane gus? kalo kura-kuranya jalan2 gimana dong?

r : ngebedainnya pake cinta :3. ngga ding, ukurannya beda jauh walaupun seumuran, jadi yang lebih gede gw sebut kuka

j : ooh bahahaha kalo gitu maunya Kuge ama Kucil dong

r :  kalo itu terlalu main fisik min, kasian kura-kuranya

j : oiyah, kita ga boleh main fisik, sensitif.

biarin deh tanpa klimaks, yang penting kita jangan suka main fisik, sama kura-kura aja ga boleh main fisik, apalagi sama orang lain

fyi, sekarang tu kura-kura berdua ukurannya udah hampir sama, padahal dulu jauh banget bedanya. tapi masih bisa dibedain karena yang 1 warna ijo nya lebih gelap. dan ga, saran macem ganti nama kura-kura jadi kugel sama kuter ga akan diterima

 
Yang kiri namanya Kuki, yang kanan namanya Kuka

Selasa, 04 Juni 2013

Electrical Engineering Day 2013 (part 5)



Akhirnya sampai di part 5 review karya Electrical Engineering Day 2013 dan dengan post ini ada 25 karya yang udah saya bahas.

Writer’s note : ga semua karya saya post disini karena emang ga semua stand saya datengin, selain karena ini berdasarkan pemahaman dan pandangan subjektif jadi tolong kasi tau saya kalo ada yang salah

1.    Eksoskeleton kaki. Nah tim ini meneruskan topik proyek yang dikerjain oleh saya n temen-temen taun kmaren, bedanya kalo dulu ngurusi dada dan tangan, tim yang sekarang ini ngerjain kaki. Dilengkapi motor dan pneumatik sebagai penggerak, dan  push button, accelerometer, encoder sebagai sensor input dan feedback, eksoskeleton ini udah lebih kompleks daripada yang tim saya buat dulu walaupun masi memiliki masalah di keamanan untuk penggunanya

 
Itu eksoskeleton bagian kaki

2.   Database e-ktp. Secara garis besar mirip dengan absen menggunakan sidik jari, tapi bedanya ini digunakan untuk database e-ktp. Pada saat peragaan sistem ini terdiri dari 2 komputer dan 1 pemindai sidik jari. Komputer pertama berfungsi sebagai server untuk menyimpan database. Kamu bisa memasukkan nama dan data-data pribadi di komputer pertama kemudian rekam sidik jari kamu menggunakan pemindai. Nah setelah itu kalo kamu tempelkan jari kamu ke pemindai, maka sidik jari kamu akan dikenali dan data-data kamu akan ditampilkan di komputer kedua.

 
Sudah terdaftar nih

3.    Sistem deteksi posisi kereta api. Kalo teknologi ini udah diterapkan oleh PT. KAI kamu bisa tau kereta yang kamu naikin bakal telat atau ngga dan berapa lama telatnya. Sistem ini menggunakan 2 metode untuk mengetahui posisi kereta api yaitu mengukur jarak yang sudah ditempuh oleh kereta api dan mendeteksi check point. Deteksi check point ini penting untuk memastikan bahwa pengukuran jarak sudah benar, jadi lokasi kereta saat berada di antara 2 checkpoint bisa diketahui secara tepat.

 
Pengganti kereta api

4.    Digital fitting. Memanfaatkan teknologi kinect untuk membantu orang-orang yang ingin berbelanja baju tapi tidak memiliki cukup waktu. Kamu cukup berdiri didepan layar yang dilengkapi dengan kinect, dilayar itu kamu bisa liat kamu dikelilingi oleh beberapa icon. Nah kamu tinggal bergerak meraih icon-icon tersebut dan nanti dilayar akan terlihat ada baju yang menempel di tubuh kamu kemudian Gerakkan tangan ke icon lain kalo kamu mau mengganti baju tersebut. Dengan sistem kamu bisa mencoba berbagai baju tanpa harus ke kamar ganti.

 
Tampilan programnya

5.    Fatal frame versi indonesia alias Dreadout. Kalo yang ini bukan buatan mahasiswa S1 elektro sih, game ini dikembangkan oleh Digital Happiness. Game ini termasuk karya yang dipamerkan di EE Day, jadi boleh lah ya gw review.  Pernah main fatal frame di PS 2 ? game yang kurang kerjaan banget motretin hantu di rumah tua n desa mati itu. Nah, sekarang udah ada versi Indonesianya, settingnya di sekolah, rumah tua, n kuburan, hantunya pocong n mbak kunti, tokoh utamanya mbak-mbak SMA berseragam. Senjatanya juga ga kalah keren, kalo di Fatal Frame pake kamera analog tua, di game ini kamu bakalan make smartphone, jadi kamu bisa upload foto hantunya ke instagram *ngasal.

Pake smartphone, kurang gaul apalagi coba ?

 Berharap ada fan sevice

Nah sekian dulu review karya EE Day 2013. Kalo ada masukan atau celaan kritik, monggo dishare

untuk part 1 bisa dilihat disini
untuk part 2 bisa dilihat disini
untuk part 3 bisa dilihat disini
untuk part 4 bisa dilihat disini