Saya termasuk orang
yang penakut, terutama kalo udah menyangkut hal-hal supranatural, lebih
spesifik lagi hantu, dan makin spesifik hantu Indonesia. Untungya kemampuan
supranatural saya minim banget, mungkin malah nol atau minus. Saya ga bisa
ngebayangin gimana beratnya hidup saya kalo saya diberi “kemampuan”, misalnya
bisa liat penampakan dimanapun n kapanpun. Yah saya kenal beberapa orang yang
punya “kemampuan” dan hidup mereka biasa aja, palingan kadang-kadang cerita
habis liat penampakan.
Ironically, I’ve
met this kind of girl and fell for her, let say her name is R.
Awalnya sih semua
berjalan baik, pertengahan semester 7 ketemu, kenalan, jalan bareng, makan
bareng, dst. Tapi pernah suatu saat kami jalan berdua di kampus dan papasan
dengan seorang adik kelas yang pernah jadi gebetan saya, beberapa menit
kemudian R bilang
“Kamu pernah suka
ya sama dia ?”
What ??? saya ga
pernah cerita masalah ini kecuali ke temen deket, dan saya yakin temen deket
ini ga kenal sama R dan saya ga pernah cerita tentang gebetan ke gebetan yang
lain (common sense, duh). Dan dia bilang dia tau karena bisa baca pikiran saya.
Yep, she claimed that she has that kind of ability. Moreover she claimed that
that is one of her many abilities, another ability is to see astral projection
(Bahasa inggrisnya penampakan apa ya?). Atau gampangnya, dia bisa liat
penampakan.
Mbeeekkkkkk,
“Rrrr
oookkkaaaayyy” well that doesn’t change anything actually. She still R.
Sempet berhubungan
dekat dengan orang yang punya “kemampuan” itu menarik (walau kadang bikin
merinding).
Suatu ketika jalan
berdua di kampus, R tiba-tiba menoleh kebelakang seolah mencari sesuatu.
“Ada sesuatu ya ?”
“Iya kak”
“Dia ngikutin kita
?”
“Iya kak”
“Kamu atau aku ?”
“Kayaknya dia cuma
ngikutin pas kita lagi barengan”
Mbeeeekkkkk
Dan beneran, di
hari lain kami pake jalur lain, R lagi-lagi noleh kebelakang,
“Dia masih ngikutin
kita ?”
“Iya kak, tapi dia
ga bisa keluar kampus, jadi gpp kok”
“oh oke”
Mbeeeekkkkk.
Agak
ga tenang, tapi R bilang gpp, yawda percaya aja, apalah saya yang buta dunia
penampakan.
Pernah suatu ketika
kami mau pergi ke Tahura, saya yang ngajakin secara random sementara dia cuma ngikut
aja. Saya ga ada pikiran apa-apa, pingin aja kesana. Tapi ditengah jalan hujan
mulai turun dan saya membatalkan niat untuk ke Tahura, akhirnya balik arah dan
pergi ke kosan. Setelah sampai di kosan R bilang,
“Tau ga kak ? Tadi
sepanjang jalan ke Tahura ada banyak banget kak”
Mbeeeekkkkkk.
Pernah juga ketika
kami dengan ga jelasnya jalan-jalan di sekitar Dago Asri malem-malem. Dan
lagi-lagi kerandoman saya mendorong untuk mengajak dia pergi ke tempat yang
sebelumnya belum pernah saya datengi, dan karena emang udah malem kondisinya
jadi gelap banget. Sumpah, ga ada niat aneh-aneh. Tapi waktu udah deket tempat
itu, tiba-tiba R narik tangan saya,
“Ada ya ?”
R mengangguk “Dan
dia kurang bersahabat”
Mbeeekkkkk.
Okeh
mari kita batalkan
Ohiya, R sempet
menawarkan untuk membagi kemampuannya ke saya, but she can’t control which
ability or how much degree of ability she can share, jadi saya bisa berakhir
dengan kemampuan melihat penampakan dimana-mana. Tentu saja saya tolak
penawaran itu dengan semangat.
Sayang sekali
hubungan kami berakhir sebelum saya mendapat pengalaman spiritual lainnya (awal
semester 8). At least there will be spiritual experience no more, that was what
I think before.
Speed forward ke
akhir semester 8, waktu saya lagi sibuk-sibuknya ngerjain tugas akhir (TA).
Pada saat itu sistem TA berkelompok sudah diterapkan, dan kelompok saya terdiri
dari saya, A dan N. Sekitar H-30, kami bekerja di lab sampai sekitar jam 1
malam, dan belum salat isya. A yang tidak punya sepeda motor minta diantar
sampe ke pangkalan ojek terdekat, yaitu di pertigaan dekat Babakan Siliwangi.
Saya turuti, ya masak dia dipaksa jalan kaki lewat baksil sendirian, serem bok.
Tapi ada hal yang terlewat oleh saya, nanti setelah mengantar A sayalah yang
harus lewat depan baksil sendirian (pake motor sih).
Sekarang bayangkan,
sekitar jam 1 malam sendirian lewat depan baksil yang katanya kerajaan jin.
Jalanan gelap banget, sepi tanpa ada tanda-tanda kehidupan selain saya, sebelah
kiri sungai dan sebelah kanan hutan.
Saya yang waktu itu
belum move on dari R, memilih untuk memikirkan R selama di jalan.
“kalo mau sama-sama
R, hal kaya gini harus berani, ini semua ga ada apa-apanya”
Entah kenapa,
pikiran saya ini dianggap tantangan oleh penghuni baksil, yang mana mereka
tanggapi dengan,
“hihihihihi” suara
ketawa ngikik mbak kunti terdengar jelas banget di belakang saya
Mbeeeeekkkkk
Saya yang
itungannya masih perawan di dunia penampakan langsung membeku, ga bisa gerak
sama sekali, di atas motor yang lagi jalan, dalam kegelapan. Tapi untungnya ga
kehilangan keseimbangan dan masih bisa jaga kecepatan motor. Keringat dingin
mulai keluar dan mulut udah komat kamit baca doa, kemudian suara tawa itu
terdengar lagi, and thanks to that badan jadi ga kaku dan bisa tancap gas. Sampai di
cisitu lama pasang telinga baik-baik, siapa tau bakal denger lagi. Untungnya
ngga terdengar lagi. Fyuuuuhh.
Setelah itu kalo A
minta diantar lewat situ lagi selalu saya tolak. Kalopun mau, nanti pulangnya
saya harus ambil jalan memutar, akhirnya malah A yang sungkan dan minta diantar
yang lain. Maafkan saya teman.